Jumat, 01 Mei 2009

Kebahagiaan


Sering kali pikiran kita terbebani oleh berbagai macam hal dalam hidup seperti pekerjaan sekolah, kantor atau rumah yang belum terselesaikan, target yang belum tercapai dan masih banyak lagi. Selain berbagai macam hal tersebut, ada juga perasaan kecewa, sakit hati, marah, dendam dan berbagai macam perasaan lain yang masih terpendam di dalam hati. Pola pikir (mindset) kita kemudian terfokus pada beban-beban tersebut, sehingga hari-hari yang kita jalani menjadi tidak bahagia karena begitu terasa berat, melelahkan dan penuh penderitaan.
Oleh karena itu, dalam kesempatan ini saya kembali lagi ingin berbagi insight / kairos kepada rekan-rekan sekalian sehingga dengan membaca cerita di bawah ini dapat kembali membangkitkan fighting spirit yang redup menjadi fighting spirit yang kembali berkobar-kobar.

Seorang Kakek berumur 92 tahun yang mempunyai selera tinggi, percaya diri, dan bangga akan dirinya sendiri, yang selalu berpakaian rapi setiap hari sejak jam 8 pagi, dengan rambutnya yang teratur rapi meskipun dia buta, masuk ke panti jompo hari ini. Istrinya yang berumur 70 tahun baru-baru ini meninggal, sehingga dia harus masuk ke panti jompo.

Setelah menunggu dengan sabar selama beberapa jam di lobi, dia tersenyum manis ketika diberi tahu bahwa kamarnya telah siap. Ketika Kakek itu berjalan mengikuti penunjuk jalan ke elevator, si pengurus menggambarkan keadaan kamarnya yang kecil, termasuk gorden yang ada di jendela kamarnya.

"Saya menyukainya", katanya dengan antusias seperti seorang anak kecil berumur 8 tahun yang baru saja mendapatkan seekor anjing. "Kakek kan belum melihat kamarnya", sahut si pengurus heran. "Itu tidak ada hubungannya nak..", jawab Kakek tersebut sembari tersenyum.

"Kebahagiaan adalah sesuatu yang diputuskan di awal."

Apakah aku akan menyukai kamarku atau tidak, tidak tergantung dari bagaimana perabotannya diatur tapi bagaimana aku mengatur pikiranku. Aku sudah memutuskan menyukainya. Itu adalah keputusan yang kubuat setiap pagi ketika aku bangun tidur."

"Aku punya sebuah pilihan, aku bisa menghabiskan waktu di tempat tidur menceritakan kesulitan-kesulitan yang terjadi padaku karena ada bagian tubuhnya yang tidak bisa berfungsi lagi, atau turun dari tempat tidur dan berterima kasih atas bagian-bagian yang masih berfungsi."

"Setiap hari adalah hadiah, dan selama mataku terbuka, aku akan memusatkan perhatian pada hari yang baru dan semua kenangan indah dan bahagia yang pernah kualami dan kusimpan."

Hanya untuk kali ini dalam hidupku. Umur yang sudah tua adalah seperti simpanan di bank, dan sekarang aku akan mengambil dari yang telah aku simpan selama ini.

Jadi, nasehatku padamu adalah untuk menyimpan sebanyak-banyaknya kebahagiaan di bank kenangan kita.

Terima kasih padamu yang telah mengisi bank kenanganku. Aku sedang menyimpannya.”

Pesan moral dari cerita tersebut:
Kebahagiaan dalam hidup itu tidak ditentukan dari banyaknya hal-hal yang kita miliki tetapi bagaimana kita bersyukur atas segala yang kita miliki. Maka mulailah dengan lima aturan sederhana untuk menjadi bahagia: (1) Bebaskan hatimu dari rasa benci, (2) Bebaskan pikiranmu dari segala kekhawatiran, (3) Hiduplah dengan sederhana, (4) Memberi lebih, dan (5) Tidak mengharapkan balasan lalu perhatikanlah apa yang terjadi.

Tidak ada komentar: